Pengantar
Agama yang terbaik untuk saya adalah agama Katolik. Dengan menganut agama Katolik saya sungguh dapat merasakan kehadiran Tuhan itu didalam hidup saya. Cinta dengan segala keberlimpahan sang Illahi sungguh dapat saya rasakan pula didalam alam semesta dan seluruh isi ciptaan Tuhan. Itulah kalua saya ditanya apa agama terbaik menurut saya. Saya harus menjawab dengan yakin agama sayalah yang terbaik untuk saya. Kalua ditanya tentang agama lainnya saya tidak tahu karena itu bukan agama saya.
Pandangan saya tentang Moderasi Beragama tentu lahir dari apa yang saya pelajari dan yakni sebagai seorang Katolik. Agama Katolik mengajarkan saya bahwa keselamatan itu tidak hanya ada pada gereja Katolik. Keselamatan juga ada pada Agama dan aliran kepercayaan lainnya.
Saya memberi Judul pada tulisan ini “Tiga Bintang Yang Menerangi Hidupnya Moderasi Beragama di Indonesia”. Sebutan Tiga tentu saja mengarah pada sila ketiga Pancasila yakni : Persatuan Indonesia. Persatuan itu menjadi terwujud dengan sendirinya apalagi jika ia diterapkan dalam Upaya merawat dan menumbuhkan Moderasi Beragama di Indonesia.
Tiga Bintang (3B) yang saya maksud adalah :
1. Berpusat Pada Tuhan Yang Maha Esa
Setiap pribadi masyrakat Indonesia yang menganut agama dan tidak menganut agama hendaknya berpusat pada Tuhan dan atau keyakinan kepercayaan yang dianutnya. Semakin baik seseorang menghayati agama, keyakinan dan kepercayaannya semakin baik pula cara dalam mengaplikasikannya.
Misalnya saja saya sebagai seorang Katolik. Kalau jika saya tidak memahami ajaran agama saya, tidak merasakan damai dan tidak mampu mengasihi diri saya dengan sehat, baik dan benar tentu saja saya tidak akan pernah bisa mewudujudkan moderasi beraganma itu sendiri. Saya akan lebih cocok disebut duri kecil yang sewaktu-waktu menusuk dan melukai semangat Moderasi Beragama.
Demikian dalam upaya menumbuhkan Moderasi Beragama saya harus mendorong agar umat beragama lainnya yang tidak se agama dengan saya agar rajin beribadah dan mengikuti semua perayaan agama sesuai dengan yang dianutnya. Saya pun dalam menjalankan tugas apapun yang terkecil sekalipun saya harus melakukannya seperti saya melakukannya kepada Tuhan yang saya imani dan yakini. Hanya seorang pribadi yang intim dengan Tuhan yang mampu merasakan dan memahi setiap maksud dan tujuan ciptaanNya.
2. Berkomunio (B2) di Tengah Masyarakat
Kekuatan cinta dengan Tuhan yang saya imani dan yakini itulah dasar dan modal saya untuk membangun komunio dengan masyrakat dimana saya berada. Apa yang perlu diwujudkan dalam berkomunio ini. Tentu saja bukan menunjukkan ajaran agama dan semua bentuk upacaranya. Yang ditunjukkan didalam berkomunio adalah nilai-nilai uviversal, nilai-nilai sosial kemasyrakatan dan penghormatan tertinggi kepada sesama yang berbeda agama dan keyakinan.
Mengutip dari pernyataan Gurdur bahwa : Moderasi Beragama itu sebagai konsepsi yang tepat dalam membangun sikap toleran dan rukun guna memperkuat persatuan serta kesatuan bangsa. Toleransi adalah buah dari dekatnya interaksi sosial di masyakat.
3. Bermisi (B3) : Moderasi Beragaman Menuju Indonesia Emas 2045
Kita sudah tau bersama bahwa pada tahun 2045 nanti Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad. Momen bersejarah itu masih lama sekitar 21 tahun lagi. Pun itu masih kita harus mempersiapkannya dengan sangat matang sehingga kita siap menyambutnya. Kekuatan Moderasi Beragama menjadi salah satu instrumen penting yang harus diperkuat. Karena tanpanya Indonesia menjadi kering karena kehilangan Roh yang menghidupinya yakni Moderasi Beragama.
Sebelum menyambut tahun Emas itu pada tahun 2030 nanti kita akan mengalami bonus demografi 68,3 % penduduk Indonesia adalah usia produktif. Ini hanya bisa terjadi satu kali dalam peradaban sebuah negara. Ini peluang besar namun juga sekaligus menjadi ancaman besar jika Semangat Moderasi Beragama kurang atau tidak terpelihara dengan baik.
Itulah sebabnya saya mendorong agar sasaran pengaplikasian Moderasi Beragama diperkuat bagi para kaum muda diseluruh wilayah Indonesia. Mulai sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggisampai dengan organisasi kepemudaan lainnya hendaknya semangat moderasi beragama terus didengung dengan berbagai kegiatan formal maupun informal.
Penutup
Moderasi Beragama adalah Roh yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Karena ia Roh maka makanan Roh adalah Cinta Sang Illahi itu sendiri. Cinta Sang Illahi harus dihadirkan oleh setiap pemeluk agama dan kepercayaan dengan selalu menguatkan diri bersekutu dengan Tuhan yang diyakininya, Berpusat pada Tuhan yang maha Esa (B1). Dengan kekuatan Berpusat pada Tuhan yang maha Esa (B1) itu menjadi pondasi membangun komunio ditengah-tengah masykarat, Berkomunio di Tengah Masyarakat (B2). Jika ia terjaga dan selalu bertumbuh maka misi itu dengan sendirinya tercapai Moderasi Beragaman Menuju Indonesia Emas 2045 (B3).
Dalam menuju proses bonus demografi tahun 2030 dan Indonesia Emas tahun 2045, mari kita merawat dan menumbuhkan semangat Moderasi Beragama karena itulah Roh yang pasti akan selalu menjaga bangsa Indonesia tercinta.
Penulis
Nimrod Siahaan. S.Ak
Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Batam Ketua Bidang Moderasi Beragama Pemuda Katolik Kepri