Oleh: Dereptus Domi Barasa, S.Pd.
Sekretaris Pemuda Katolik Komcab Batam
Kepemimpinan di dalam sebuah organisasi, termasuk Pemuda Katolik Komcab Batam, bukanlah jabatan yang bisa dititipkan, bukan pula panggung sesaat untuk menunjukkan siapa yang paling hebat. Kepemimpinan yang benar adalah buah dari perjalanan panjang, dari kesetiaan, dari keterlibatan, dan dari ketulusan untuk menjadi pelayan.
Bang Nimrod Siahaan, Ketua Pemuda Katolik Komda Kepri , telah memberikan contoh nyata tentang kepemimpinan yang berjejak. Beliau bekerja dalam diam, bahagia ketika sesama kader bahagia, dan selalu berani berdiri di atas kebenaran meskipun terkadang langkah itu membuat beliau berjalan sendirian. Inilah warisan yang seharusnya dilanjutkan: pemimpin yang tidak hanya kuat dalam kata, tetapi setia dalam perbuatan.
Kepemimpinan itu diuji dalam situasi sulit, salah satunya ketika kepanitiaan kegiatan mulai mengalami kepakuman. Kita semua pernah mengalami masa-masa ketika sebuah kepanitiaan mulai kehilangan semangat. Ada yang sibuk, ada yang mulai malas, ada pula yang hilang tanpa kabar. Terkadang, rapat-rapat menjadi sepi, persiapan kegiatan terancam gagal, dan tidak ada yang mau menggerakkan kembali mesin organisasi.
Inilah momen di mana seorang pemimpin sejati harus hadir. Pemimpin yang baik tidak hanya berdiri memerintah dari kejauhan, tetapi mau melebur dalam kerja lapangan, turun tangan, bahkan mengambil alih tugas-tugas kecil yang ditinggalkan oleh anggotanya. Pemimpin tidak boleh hanya menjadi pengatur strategi, tetapi harus siap menjadi pelaksana ketika keadaan membutuhkan.
Bang Nimrod telah beberapa kali membuktikan hal ini. Ketika kepanitiaan mulai lengah, beliau tidak malu mengambil sikap: menyiapkan kursi, mengangkat meja, menulis sendiri undangan, menghubungi anggota satu per satu. Beliau tidak takut disebut ‘mengurusi hal kecil’ karena beliau mengerti bahwa dalam pelayanan, hal kecil yang dilakukan dengan hati besar jauh lebih mulia daripada perintah besar yang tidak pernah dijalankan.
Kepemimpinan yang seperti ini harus terus dilanjutkan. Pemuda Katolik Komcab Batam memerlukan pemimpin yang paham bahwa menjadi ketua bukan tentang jabatan, melainkan tentang kerelaan menjadi pelayan. Pemimpin harus hadir menjadi motivator di tengah kelesuan kader, bukan malah menunggu semuanya beres lalu tampil di atas panggung.
Seringkali, godaan terbesar dalam organisasi adalah memilih pemimpin yang hanya muncul ketika pemilihan, yang baru terlihat ketika peluang kekuasaan terbuka. Padahal yang harus kita pertimbangkan adalah rekam jejak. Siapa yang selama ini telah berjalan bersama? Siapa yang tidak menghilang ketika kerja-kerja berat datang? Siapa yang tetap hadir di rapat-rapat kecil meski tidak dilihat banyak orang?
Kita harus kritis dalam memilih pemimpin. Titipan dari senior belum tentu benar. Popularitas sesaat belum tentu berkualitas. Tapi rekam jejak dan keterlibatan nyata tidak pernah berdusta. Kita butuh pemimpin yang hatinya lapang, yang mau menampung kritik, yang kuat berdiri namun tetap rendah hati di hadapan para kadernya.
Kepemimpinan berkelanjutan bukan tentang mengganti nama, tapi tentang menjaga napas perjuangan. Kita butuh pemimpin yang tahu persis bagaimana lelahnya membangun organisasi ini dari bawah, yang mengerti bagaimana rasanya membangunkan semangat kader yang mulai lesu, dan yang tidak pernah gengsi mengambil sapu atau memindahkan kursi.
Kepemimpinan sejati bukan tentang siapa yang tiba-tiba muncul, tapi tentang siapa yang tidak pernah pergi.
Mari kita teruskan perjuangan ini dengan memilih pemimpin yang terbukti, bukan yang tiba-tiba. Pemimpin yang mau menjadi pelayan, yang hadir dengan tangan terbuka, dan yang setia membesarkan Pemuda Katolik Komcab Batam dengan cinta dan pengorbanan.
Karena kepemimpinan bukan titipan, kepemimpinan adalah buah perjalanan dan pelayanan.