SAMOSIR – Probononews.com: Seorang anggota polisi, Wakapolres Samosir, yang memaki Pastor Paroki Tomok mendapatkan reaksi dari umat Katolik di Samosir yang kesal atas ucapan Wakapolres Kompol Togap M Lumbantobing.
Lumban Simaremare, SE, selaku ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Samosir, pun merasa kecewa pada Wakapolres. Hal itu disampaikan dalam siaran pers kepada redaksi probononews.com, Sabtu, 18 Juni 2022 dari Pangururan, Samosir, Sumatera Utara.
Menurutnya, tidaklah wajar seorang pejabat penegak hukum menyampaikan hal tidak terpuji kepada tokoh agama yang dihormati dalam agama Katolik yang melontarkan kata-kata tak pantas dengan mengatakan “pastor gadungan.”
Lumban juga mengecam sikap Wakapolres yang berkata kasar kepada pemuka agama.
Menurutnya, sebagai seorang Wakapolres dia harus menjaga ketentraman bukan justru bikin gaduh.
“Saya benar-benar tak habis pikir, seorang Wakapolres mengatakan “pastor gadungan.” Baru kali ini saya mengetahui ada makian sekasar itu. Saya nyatakan sebagai umat Katolik, saya tersinggung. Dan Wakapolres tidak cukup hanya minta maaf kepada Pastor, tetapi juga harus minta maaf pada umat Katolik” kata Lumban Simaremare.
Hal ini, menurut Lumban sudah disampaikan ke Dewan Pimpinan Daerah Pemuda Katolik Sumatera Utara juga Dewan Pimpinan Pusat di Jakarta.
Dicky Ricardo Gultom (domisioner PP PMKRI 2016- 2020) Salah satu aktivis dan tokoh muda Katolik Kabupaten Samosir juga menyampaikan rasa kekesalannya.
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang pada Pastor atau pada pemuka agama. Ia mengecam tindakan yang dilakukan pihak oknum pejabat Polres Samosir. Sesuai berita yang yang baca di media, menurut Dicky Polres Samosir belum bisa mewujudkan program visi Kapolri yang menginginkan wujud presisi Polri yang prediktif, responsibilitas, transparasi, dan berkeadilan membuat pelayanan dari kepolisian lebih terintegrasi, modern, mudah, dan cepat.
Ia juga beranggapan terlalu aneh menurutnya ketika seorang pejabat di Polres Samosir tidak mengenal pemimpin agama di daerah yang ingin diamankannya.
“Secara pribadi saya memaafkan itikat baik yang di sampaikan melalui permintaan maaf atas ucapannya yang menyebutkan pastor gadungan. Tetapi sebagai umat yang dipimpin oleh pastor, saya dan umat lainnya merasa tidak nyaman dan sangat mengecam tindakan yang dilakukan oleh oknum pejabat polres tersebut,” kata Dicky
Dicky berharap agar pihak polres bisa melakukan tindakan yang lebih presisi lagi kedepannya, dan belajar sopan santun. (Rls/Romesko purba/red)