Probononews.com Tanjung Pinang, 4 Juni 2025 – Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Tanjung Pinang memberikan dukungan penuh dalam acara Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Angkatan 5 Sakorcab Banser XXXI Kota Tanjung Pinang yang dibuka secara resmi pada Jumat, 4 Juni 2025.
Acara yang berlangsung hingga 7 Juni 2025 ini menjadi wadah penting untuk menumbuhkan kader Banser yang militan dan berjiwa nasionalis. Dalam momen pembukaan, Romo Pramodo, Pastor Moderator Pemuda Katolik Tanjung Pinang, hadir bersama Adalusianus Sianturi, Ketua Pemuda Katolik Komcab Tanjung Pinang, serta 15 anggota Pemuda Katolik Tanjung Pinang.
Apresiasi Pemuda Katolik: Toleransi Harus Diperjuangkan Bersama
Adalusianus Sianturi menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya Diklatsar ini. Baginya, kegiatan semacam ini bukan sekadar latihan fisik, tetapi juga merupakan ladang subur untuk menumbuhkan semangat toleransi, persatuan, dan persaudaraan lintas iman.
“Kami dari Pemuda Katolik Tanjung Pinang bangga bisa hadir dan bersinergi dalam kegiatan Diklatsar Banser. Ini bukan hanya tentang pelatihan, tetapi tentang bagaimana kita merawat Indonesia dengan semangat kebersamaan. Toleransi tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus dihidupi dalam relasi sehari-hari,” tegas Adalusianus Sianturi.
Romo Pramodo: Toleransi adalah Kehendak Allah
Dalam kesempatan tersebut, Romo Pramodo menegaskan bahwa toleransi dan keberagaman bukan sekadar nilai sosial, melainkan juga nilai iman yang diajarkan dalam Kitab Suci dan menjadi bagian penting dari ajaran Gereja Katolik.
“Tuhan menciptakan manusia dalam keberagaman, dan justru di dalam keberagaman itu kita dipanggil untuk hidup dalam damai,” ujar Romo Pramodo.
Ia mengutip Kitab Suci Yohanes 17:21:
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.”
Menurut Romo, ayat ini adalah doa Yesus agar umat-Nya hidup dalam kesatuan dan harmoni. Maka, keterlibatan Pemuda Katolik dalam kegiatan lintas organisasi seperti ini adalah wujud nyata dari panggilan untuk menjadi pembawa damai.
Romo Pramodo juga menyinggung ajaran Deklarasi Nostra Aetate dari Konsili Vatikan II, yang menegaskan bahwa Gereja menghargai semua agama dan mengajak umat Katolik untuk membangun jembatan dialog dan kerja sama demi kebaikan bersama.
“Gereja mengajarkan bahwa apa yang benar dan suci dalam agama-agama lain itu juga dihargai. Kita dipanggil untuk membangun dunia ini bersama, bukan menciptakan jarak atau kebencian. Dalam toleransi yang tulus, kita mewujudkan kasih Allah di tengah masyarakat,” ungkap Romo Pramodo.
Toleransi Bukan Sekadar Slogan
Adalusianus menambahkan bahwa kebersamaan yang dibangun hari ini harus terus dijaga, tidak hanya dalam acara formal, tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari.
“Toleransi yang sejati terlihat ketika kita mampu membangun persahabatan dalam perbedaan. Kami berharap, sinergi seperti ini menjadi contoh bagi masyarakat luas bahwa Kota Tanjung Pinang adalah rumah yang damai bagi semua orang,” pungkas Adalusianus.
Peneguhan dari Kitab Suci dan Gereja
Sebagai penguatan, Romo Pramodo mengingatkan bahwa ajaran Rasul Paulus dalam Roma 12:18 juga menjadi pegangan bersama:
“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.”
Artinya, umat Katolik terpanggil untuk menjadi pelopor damai dan perajut persaudaraan dalam keberagaman.
Sejalan dengan semangat Nostra Aetate No. 2, Gereja menegaskan:
“Gereja mendorong umat Kristiani untuk dengan bijaksana dan penuh cinta kasih bekerja sama dengan para pemeluk agama lain, demi memajukan keadilan sosial, kesejahteraan moral, serta perdamaian dan kebebasan bagi semua orang.”
Harapan Bersama
Pemuda Katolik Komcab Tanjung Pinang berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan melibatkan semakin banyak generasi muda lintas organisasi. Toleransi dan persaudaraan adalah warisan yang harus dirawat bersama, agar damai tidak hanya menjadi kata, tetapi menjadi napas hidup sehari-hari di tengah keberagaman Indonesia.