Dalam kehidupan berorganisasi, komunikasi bukan hanya soal bertukar informasi. Komunikasi adalah jembatan yang menghubungkan hati, membangun kepercayaan, dan memelihara semangat pelayanan. Tanpa komunikasi yang baik dan benar, organisasi akan mudah retak, mudah terpecah, bahkan kehilangan arah perjuangan.
Sebagai Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Pemuda Katolik Komda Kepulauan Riau, saya mengajak seluruh kader untuk mulai membangun budaya komunikasi yang sehat, terbuka, dan saling menghargai. Komunikasi yang baik akan memperkuat persaudaraan, sementara komunikasi yang buruk bisa menghancurkan sebuah keluarga, termasuk keluarga besar organisasi kita.
Komunikasi yang Baik Menurut Kitab Suci
💬 Yakobus 1:19
“Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.”
Firman ini mengajarkan kita pentingnya mendahulukan telinga daripada mulut. Dalam organisasi, seringkali kita ingin didengar, ingin pendapat kita diterima, namun kita lupa untuk menyediakan waktu dan hati untuk sungguh-sungguh mendengarkan orang lain. Komunikasi yang sehat dimulai dengan kesediaan untuk mendengar dengan rendah hati. Dengan mendengar, kita memahami. Dengan memahami, kita menghindari kesalahpahaman.
💬 Efesus 4:29
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.”
Kitab Suci mengingatkan kita bahwa kata-kata kita harus membangun, bukan menghancurkan. Dalam setiap rapat, diskusi, atau bahkan di grup WhatsApp, perkataan kita harus menguatkan, bukan menyakiti. Bahkan ketika kita menegur atau mengkritik, lakukan dengan niat baik dan cara yang santun, agar sesama kader merasa dihargai dan didorong untuk bertumbuh.
Mari Bangun Budaya Komunikasi Sehat. Dalam Pemuda Katolik Komda Kepri, mari kita:
✔ Saling mendengar sebelum saling menilai.
✔ Mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang membangun.
✔ Menghindari gosip, sindiran, dan ucapan yang memecah belah.
✔ Berani terbuka untuk dikoreksi dan mau belajar dari perbedaan.
✔ Selalu mengingat bahwa komunikasi adalah pelayanan, bukan pelampiasan.
Saya percaya, komunikasi yang baik akan membuat organisasi kita semakin kuat, solid, dan penuh sukacita dalam melayani. Tanpa komunikasi yang sehat, pelayanan kita hanya akan menjadi aktivitas kosong tanpa semangat persaudaraan.
Mari kita menjadi kader yang berbicara dengan bijak, mendengar dengan hati, dan membangun dengan kasih.