Batam, Rabu (4/6/2026) – Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kepulauan Riau, Nimrod Siahaan, S.Ak, menjadi narasumber dalam dialog publik yang disiarkan oleh RRI Batam Pro 1 pada Rabu (4/6) pukul 15. Dialog bertema “Pengaruh Perubahan Sosial dalam Nilai Keindonesiaan” ini berlangsung secara langsung melalui sambungan telepon, dipandu oleh presenter Ariel Archaidya.
Dalam perbincangan tersebut, Nimrod menegaskan bahwa perubahan sosial adalah sesuatu yang tak terhindarkan dalam dinamika masyarakat modern. Namun demikian, arah perubahan harus dijaga agar tetap berpijak pada nilai-nilai dasar keindonesiaan.
“Perubahan sosial memang nyata dan cepat, tetapi kami di Pemuda Katolik meyakini bahwa perubahan itu tidak boleh menjauhkan generasi muda dari akar budaya dan nilai-nilai bangsa. Justru, perubahan harus menjadi momen untuk memperkuat nilai-nilai seperti toleransi, gotong royong, cinta tanah air, dan semangat persatuan,” ungkap Nimrod.
Nimrod menjelaskan bahwa komitmen untuk menjaga nilai-nilai keindonesiaan telah menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan kaderisasi internal Pemuda Katolik, mulai dari tingkat awal hingga lanjutan.
“Dalam setiap tahapan kaderisasi, mulai dari Masa Penerimaan Anggota (Mapenta), Kursus Kepemimpinan Dasar (KKD), Kursus Kepemimpinan Menengah (KKM), hingga Kursus Kepemimpinan Lanjutan (KKL), selalu ada materi yang menekankan penguatan nilai-nilai Keindonesiaan. Materi ini dikemas dalam bentuk wawasan kebangsaan, yang menegaskan pentingnya merawat nilai-nilai luhur bangsa agar tidak dirusak oleh arus perubahan sosial yang tidak berpihak pada kemanusiaan,” paparnya.
Nilai-nilai tersebut, seperti persatuan dalam keberagaman, keadilan sosial, toleransi antarumat beragama, dan cinta tanah air, menurut Nimrod, harus terus ditanamkan kepada generasi muda agar tidak luntur oleh pengaruh negatif globalisasi dan digitalisasi.
Sebagai organisasi kepemudaan berbasis nilai iman dan kebangsaan, Pemuda Katolik Kepri secara aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menyasar penguatan karakter, spiritualitas, dan wawasan kebangsaan di kalangan anggotanya.
“Iman Katolik kami tidak terpisah dari semangat nasionalisme. Justru sejalan dengan Pancasila dan konstitusi. Kami percaya bahwa menjadi pemuda Katolik berarti juga menjadi pemuda Indonesia yang bertanggung jawab membangun bangsa,” tambahnya.
Meski dialog ini hanya berlangsung antara penyiar dan narasumber tanpa sesi interaktif, topik yang dibahas memberikan penegasan penting tentang perlunya mempertahankan identitas kebangsaan dalam setiap gerak perubahan zaman.