Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kepulauan Riau sedang menggesa Musyawarah Komisariat Daerah (MUSKOMDA) ke-IV, yang merupakan amanat organisasi untuk meneropong kembali perjalanan Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kepri selama satu periode, juga menjadi ajang untuk meregenerasi kepemimpinan di tingkat Komisariat Daerah, yang kini sudah memasuki masa demisioner.
Muskomda Kepri kali ini rencananya diselenggarakan di wilayah Komisariat Cabang Kabupaten Karimun, pada tanggal 19 – 20 Februari 2022. Pada perhelatan Muskomda ke-IV ini, Panitia penyelenggara Muskomda mengusung tema: Kolaborasi Gerakan Pemuda Katolik Sebagai Agen Moderasi Beragama Dan Akselerasi Memperkuat Ekonomi Kader. Tema ini menarik untuk di kupas, lantaran tema Muskomda kali ini, merupakan elaborasi dari visi besar Pemuda Katolik secara Nasional di bawah kepemimpinan Stefanus Asat Gusma, dengan tagline “Pemuda Katolik Reborn and Grow Further”.
Kolaborasi Gerakan Pemuda Katolik
Saat ini dunia berubah begitu cepat, kombinasi perubahan demografi jumlah penduduk, disrupsi digital, dan pandemi Covid-19, telah membawa tantangan yang sangat berbeda bagi Indonesia dan Dunia umumnya. Kendati dalam pusaran krisis global Pandemi, masa krisis bukanlah sebuah alasan bagi anak muda untuk berdiam diri, melainkan masa krisis justru membuat generasi muda ditantang untuk berinovasi serta berkreativitas sebaik mungkin, memanfaatkan teknologi digital dan tentunya memaksimalkan peluang yang ada di depan mata.
Sebagai salah satu Organisasi Masyarakat, Pemuda Katolik yang di dalamnya berkumpul generasi muda Katolik Indonesia yang profesional, terlatih, serta intelektual, harus berani menangkap peluang ini dengan bijak, menjawab tantangan jaman yang sedang terkontaminasi pandemi, serta tangguh menghadapi semua ancaman global, melalui tindakan-tindakan konkret dan bernilai guna, tentu bagi perkembangan Gereja dan Tanah Air. Dan untuk itu pula, dibutuhkan cara pandang baru dan cara kerja baru, sehingga Pemuda Katolik mampu mengubah tantangan menjadi peluang, dan siap bersaing, baik dalam skala Nasional, Regional maupun Global.
Menelisik perjalanan panjang organisasi Pemuda Katolik yang kini menapaki usia 76 tahun, sejak didirikan pada 15 Nopember 1945 silam, Pemuda Katolik telah melintasi berbagai dinamika dan keterlibatannya dalam pelbagai persoalan Bangsa. Dengan merefleksikan diri pada setiap dinamika persoalan yang terus berkembang, baik penggemblengan iman maupun menakar realitas Nasional dan Global, Pemuda Katolik membenah diri melalui spirit “Lahir Kembali/ Reborn dan Grow Further” sebuah upaya transformatif berkelanjutan, yang semakin menegaskan komitmen organisatoris untuk terus bertumbuh lebih besar, sehat, kiprah nyata, kontekstual dan berdaya saing, dengan pertimbangan yang berbasis pada akselerasi dan efektifitas dinamika internal organisasi, clustering kader, afirmasi sumber daya organisasi, merancang unit kerja bisnis dan incubator bisnis, design kelembagaan riset dan kebijakan publik, serta penguasaan teknologi digital, sebagaimana digambarkan dalam Grand Design Gerakan Nasional Pemuda Katolik.
Dalam semangat Reborn dan Grow Further pula, Pemuda Katolik, selain menjadi wadah pengkaderan berkelanjutan, juga bertransformasi menjadi perahu konsolidasi kader Katolik melalui dua gerakan strategis yakni: Pembangunan Dan Penguatan Etalase Politik Katolik Dan Etalase Politik Konsolidasi. Upaya pembangunan dan penguatan etalase politik Katolik, akan menyasar di wilayah-wilayah basis kader Katolik, yang secara politik memiliki kekuatan cukup. Modal dasar ini membutuhkan manajemen dan konsolidasi yang rapi, untuk menjaga ritme pengkaderan hingga penyaluran kader dari level terbawah hingga pusat.
Sementara itu, dukungan kepada kader-kader di wilayah-wilayah non basis, akan menjadi konsentrasi program penguatan etalase politik konsolidasi. Kendati memiliki kekuatan politik yang relatif kecil, bangunan etalase kedua ini diharapkan mampu mengonsolidasi dan bahkan mengintervensi pusaran dinamika politik di wilayah non basis, sehingga sedapat mungkin, semua kader bisa melakukan manuver politik secara apik, dalam menjaga kepentingan besar kebangsaan.
Selain dua gerakan strategis yakni pembangunan dan penguatan etalase politik Katolik dan etalase politik konsolidasi digalakkan, Konsolidasi Organisasi Berbasis Potensi dan Sumber Daya Kader juga harus dibenah. Clustering potensi dan sumber daya kader dari level termuda dan terbasis hingga alumni, akan dikelompokan berdasarkan potensi minat serta kesiapan kompetensi. Upaya Clustering kader ini, pada gilirannya akan mempermudah mesin organisasi melakukan pemetaan kader dalam rangka distribusi dan konsolidasi jejaring, sebagai bagian integral dari pembanguan dan penguatan etalase politik Katolik dan etalase politik konsolidasi.
Secara struktural organisatoris, Unit Kerja Organisasi juga mendapat perhatian serius. Hal ini dimaksud agar mampu mendorong akselerasi organisasi. Struktur resmi organisasi akan didorong dengan metode kerja yang lebih terukur dalam beberapa unit kerja. Gugus Tugas Konsolidasi Organisasi & Kaderisasi, Distribusi kader, Media Handling Dan Digitalisasi Program, Kerja Bisnis, Advokasi dan Hukum, Riset Dan Kajian Kebijakan Publik, dan Gugus Tugas Keberpihakan Isu Papua, adalah unit-unit kerja organisasi yang diharapkan mampu mengkonsolidasi semua potensi dan kompetensi kader sebagai satu kesatuan untuk bergerak secara kolektif.
Melalui kolaborasi gerakan Pemuda Katolik yang apik, serta penguatan etalase politik Katolik dan etalase politik konsolidasi yang massif dan tersruktur, maka organisasi Pemuda Katolik diharapkan ikut berkontribusi secara konkrit, sebagai perahu bagi kader-kader Katolik berproses dalam dinamika politik kebangsaan di semua level.
Pemuda Katolik Komda Kepri sendiri berada pada wilayah non basis yang masuk dalam ranah etalase politik konsolidasi. Kendati minim dalam aspek kuantitas, namun kiprah Pemuda Katolik Komda Kepri selama kepemimpinan Joe Sitohang mengalami perkembangan luar biasa. Kerja-kerja organisatoris mulai dari mapenta hingga kursus kepemimpinan berjenjang telah dilaksanakan dengan sukses hingga Kursus Kepemimpinan Lanjutan.
Selain konsentrasi melakukan konsolidasi struktural melaui karateker beberapa Komcab, Pemuda Katolik Komda Kepri juga mengambil bagian dalam karya-karya karitatif untuk membantu sesama warga bangsa yang mengalami dampak pandemic covid-19, bekerjasama dengan Pengurus Pusat melalui tagar “Angkat satu saudara”, serta terlibat aktif dalam merawat keragaman melalui forum-forum lintas agama yang digagas bersama dengan komponen pemuda lintas agama lainnya.
Menghadapi konstelasi politik, baik tingkat lokal maupun skala Nasional, Pemuda Katolik Komda Kepri juga memberikan Pendidikan politik serta seruan moral politik untuk masyarakat Kepulauan Riau, agar terlibat dalam perhelatan pesta demokrasi dengan mengindahkan semua ketentuan yang berlaku, serta berani menolak politik uang dan politisasi Agama, yang konon dimainkan oleh segelintir elit untuk memecah belah persatuan bangsa.
Keberadaan Komda Kepri, kendati minim dalam jumlah namum secara kualitas Sumber Daya Manusia, cukup diperhitungkan. Dua periode struktur Pengurus Pusat Pemuda Katolik, selalu ada keterwakilan dari Komda Kepri. Dan bahkan pada periode ini, Ketua Komda Kepri, Johanes S. Sitohang didapuk menjadi Sekretaris Jenderal Pemuda Katolik Pusat, dan empat kader lainnya menempati posisi Gugus tugas Pengurus Pusat, sebuah prestasi yang membanggakan Pemuda Katolik Komda Kepri.
Pemuda Katolik Sebagai Agen Moderasi Beragama
Pemerintah melalui Menteri Agama Republik Indonesia, telah mencanangkan tahun 2022 sebagai tahun toleransi. Pencanangan tahun toleransi ini merupakan wujud komitmen Pemerintah dalam merawat toleransi, baik toleransi sosial, agama maupun politik, sebagai modal sosial dalam membangun bangsa. Di samping mengokohkan toleransi sebagai modal sosial, pencanangan tahun toleransi juga merupakan upaya untuk menggaungkan kekayaan bangsa Indonesia ini ke masyarakat internasional, sebagaimana di tegaskan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, bahwa pencanangan tahun toleransi akan menjadi milestone atau pencapaian atas upaya menjadikan Indonesia sebagai barometer kerukunan umat beragama di dunia.
Pencanangan 2022 sebagai Tahun Toleransi, sekaligus menegaskan keseriusan pemerintah mengimplementasikan moderasi beragama, sebagaimana telah dirancang dalam RPJMN 2020-2024. Salah satu pilar penting moderasi beragama adalah toleransi, yaitu kesiapan untuk hidup bersama dengan orang yang berbeda. Toleransi bukan taken for granted tetapi buah dari upaya dan kerja keras untuk membangun hidup bersama di tengah berbagai perbedaan. Toleransi membimbing kita pada moderasi beragama, sehingga terhindar dari fanatisme yang dapat mengarah pada fundamentalisme, radikalisme maupun ekstremisme,” demikian ditegaskan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin saat meresmikan enam rumah ibadah di Universitas Pancasila, Jalan Raya Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Rabu (5/01/2022).
Kendati masih ada saja segelintir kelompok yang memandang langkah pemerintah ini sebagai langkah politis-pragmatis, namun bagi penulis, pencanangan tahun toleransi ini menjadi penting dan relevan, di saat cara pandang dan klaim kebenaran serta praktik keagamaan yang berlebihan terus merecoki publik, dengan melahirkan gejala pelabelan, pengkafiran, dan penyesatan, yang bermetamorfosis menjadi dogma-dogma lokal yang kukuh dan mencengkeram di Negeri yang berbhineka ini, yang pada gilirannya, merobek dan merecoki kehidupan sosial, ekonomi, politik, bahkan merusak peradaban (the noise of civilization).
Menyambut tahun toleransi ini, Pemuda Katolik secara Nasional yang berjanji sebagai pendukung hari-hari depan Gereja dan negara, memiliki tanggung jawab, tugas dan kewajiban sebagai Agen Moderasi Beragama, sebagaimana termaktub dalam salah satu butir tujuan organisasi, yakni…“menjadi pelopor dan penggalang kehidupan yang rukun, damai penuh kasih, toleransi sejati dan kerjasama positif antar umat Katolik maupun dengan umat yang beragama/kepercayaan lain, terutama dengan generasi muda pada umumnya”.
Menjadi Agen Moderasi Beragama adalah usaha kreatif untuk mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai desakan ketegangan (constrains), seperti klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga radikalisme dan sekularisme. Untuk itu, komitmen Pemuda Katolik yang siap menjadi Agen Moderasi Beragama, merupakan sense sekaligus point of urgency, wujud konkrit ikhtiar kolektif komponen anak bangsa, untuk mempertahankan, memelihara, dan menguatkan sendi-sendi kehidupan berbangsa yang merupakan kekayaan dan jati diri bangsa Indonesia di tahun toleransi ini.
Pemuda Katolik Komda Kepri tumbuh di tengah-tengah masyarakat majemuk dan berada di beranda depan Indonesia. Menyadari keberadaan Pemuda Katolik yang strategis ini, maka peran Pemuda Katolik Komda Kepri dalam menumbuhkan semangat toleransi dalam bingkai harmoni dalam keragaam begitu membanggakan. Keterlibatan Pemuda Katolik dalam forum-forum lintas agama terus digalakan, tentu dengan menggandeng ormas-ormas Pemuda lintas agama lainnya.
Upaya-upaya konkret yang terekam antara lain menghadiri acara buka puasa bersama dengan rekan-rekan Ansor, menggalang bakti social berupa vaksinasi masal bersama Pemuda Lintas agama, gotong royong membangun masjid, terlibat aktif dalam forum Gasebo Toleransi, dan menggagas serta melaksanakan dialog antar agama bersempena dengan peringatan ulang tahun Gus Dur, adalah cara-cara sederhana yang berdampak luar biasa dalam merawat keberagaman dan menggaungkan toleransi di tengah-tengah pluralitas masyarakat Kepri.
AKSELERASI MEMPERKUAT EKONOMI KADER
Indonesia saat ini mulai memasuki masa bonus demografi (survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2021) di mana proporsi penduduk usia produktif lebih besar dari usia non-produktif. Potensi tersebut seharusnya bisa dimaksimalkan agar memberikan dampak positif bagi negara. Berbagai macam bidang kompetensi harus bisa diisi oleh potensi dari anak-anak muda hebat Indonesia. Peluang yang besar ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik, meskipun tantangannya juga tidak sederhana, seperti masih banyaknya penangguran usia produktif yang diakibatkan oleh sulitnya mencari lapangan pekerjaan.
Dalam menghadapi perubahan di era disrupsi ini, di mana terjadi peralihan aktivitas dari dunia nyata ke dunia maya, seharusnya menjadi peluang untuk setiap anak muda agar melakukan inovasi. Di era ini, memang cukup banyak profesi yang hilang karena beberapa pekerjaan telah digantikan oleh kecerdasan buatan, namun di samping itu banyak juga profesi-profesi baru bermunculan. Seperti hadirnya pengusaha-pengusaha baru yang dengan mudah memasarkan produknya melalui toko online, banyaknya peluang menjadi bagian dari platform transportasi online, melimpahnya potensi menjadi youtuber, dan banyak profesi lainnya. Karena itu, pemuda dalam hal ini dituntut harus bisa memanfaatkan teknologi secara tepat guna serta dibarengi dengan kreativitas dan inovasi. Apalagi dalam memasuki industri 4,0 ini dibutuhkan tenaga yang terampil dan melek teknologi. Dengan begitu, mereka turut memainkan peran dalam berputarnya roda perekonomian di negara ini.
Membaca tanda-tanda zaman yang kian cepat berputar ini, Pemuda Katolik secara Nasional periode ini, berupaya untuk membangun akselerasi guna Memperkuat Ekonomi Kader sebagaimana digambarkan dalam road map “Grand Design Gerakan Nasional Pemuda Katolik”. Secara Nasional, Pemuda Katolik menyadari bahwa selama dua periode terakhir, kepengurusan Pemuda Katolik sebagai sebuah organisasi, telah maksimal mengonsolidasikan struktur dari level komisariat cabang hingga komisariat daerah. Penguatan organisasi secara struktural serta pengawalan proses organisasi di semua level berlangsung secara serius dan berdampak pada penguatan fondasi organisasi mulai dari basis.
Kesadaran organisatoris itu kemudian menjadi starting poin untuk menetapkan langkah selanjutnya yang harus digesa. Melalui Grand Design Gerakan Nasional Pemuda Katolik, kita memperoleh gambaran bahwa upaya untuk membangun Konsolidasi Organisasi Berbasis Potensi dan Sumber Daya Kader, dimulai dengan proses clustering potensi dan sumber daya kader. Seluruh kader dari level termuda dan terbasis hingga alumni akan dikelompokan berdasarkan potensi minat serta kesiapan kompetensi.
Kolaborasi strurktur dan potensi kader ini dilatar belakangi oleh sebuah kesadaran akan potensi unit struktural di seluruh provinsi dan kabupaten kota se Indonesia, yang seharusnya bisa berdampak positif untuk mendukung jejaring bisnis kader di semua sector. Tujuan dari upaya ini adalah dengan mendorong setiap cabang dan komisariat daerah menjadi unit produksi dan pemasaran dalam kolaborasi jejaring bisnis kader.
Beberapa cluster yang sudah nampak dari penyebaran kader sementara ini antara lain: Profesional, Politisi, Jabatan publik, ASN, Pelaku UMKM dan Industri Kreatif, Wiraswasta, Akademisi, Jurnalis, BUMN/BUMD. Clustering ini akan mempermudah mesin organisasi melakukan pemetaan kader dalam rangka distribusi dan konsolidasi jejaring sebagai bagian integral dari pembanguan dan penguatan etalase politik Katolik daan etalase politik konsolidasi.
Guna mewujudkan mimpi membangun Akselerasi Memperkuat Ekonomi Kader itu pula, maka peranan Gugus Tugas Kerja Bisnis menjadi sangat membantu. Unit bidang ini akan melakukan kolaborasi strurktur dan potensi kader untuk menciptakan inkubator bisnis kader dengan harapan menguatkan kerja organisasi. Selain itu, unit kerja ini juga diharapkan mendorong kolaborasi kader di seluruh Indonesia meningkatkan potensi unit usaha masing-masing. Cabang dan daerah menjadi unit produksi dan pemasaran produk bisnis.
Pemuda Katolik Komda Kepri memiliki keunggulan dari segi wilayah karena berada pada wilayah perbatasan potensial (berhadapan dengan Singapura dan Malaysia), yang dibangun dengan konsep Kawasan Ekonomi Khusus di beberapa wilayah Kabupaten/Kota. Kendati berada pada lingkup wilayah ekonomi, namun clustering kader potensial yang siap didistribusikan ke sector-sektor publik belum digarap secara serius. Selain itu, dibutuhkan upaya peningkatan (upgrade) kompetensi kader, yang pada gilirannya terjadi scale up kemandirian ekonomi kader yang berkelanjutan.
Catatan Penutup
Pemuda Katolik Komda Kepri sedang mempersiapkan agenda organisatoris yakni Muskomda. Perhelatan Muskomda ke-IV ini merupakan ajang refleksi organisasi untuk meneropong sejauh mana Komda Kepri membawa panji-panji organisasi melintasi periodisasi kepengurusan, sesuai dengan AD/ART organisasi. Ajang Muskomda juga harus dimaknai sebagai sarana intropeksi kader, sejauh mana kader-kader pemuda Katolik Komda Kepri memberi diri dalam semangat pelayanan di medan misi Komda Kepri, dan memancarkan wajah Yesus di tengah dunia sebagai garam dan terang. Sebab, bila kader-kader pemuda Katolik Komda Kepri hanya berhenti melihat diri sebagai Pemuda dengan gelora semangat dan segudang karya, tetapi melupakan identitas utuh sebagai Pemuda Katolik, maka ia akan terjebak pada aktivitas tanpa makna, dan terjerumus dalam verbalisme semu.
Muskomda Kepri kali ini, juga akan melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang siap melanjutkan misi pelayanan, sebagaimana yang telah di rajut oleh kepengurusan sebelumnya. Mencermati Tema Muskomda yang sengaja dibedah di atas, Penulis memberikan beberapa catatan yang merupakan buncahan asa, agar estafet kepengurusan kali ini bukan dimaknai sebagai ajang untuk mengejar prestise semata (biar bisa dipanggi “Ketua”), tetapi harus mampu mewujudkan visi besar Pemuda Katolik secara Nasional, yang tertuang dalam Grand Design Gerakan Nasional Pemuda Katolik.
- Almarhum Uskup Pangkalpinang (Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD) pernah mengatakan, bahwa: “perubahan itu ber-risiko, tetapi kalau tidak berubah, akan lebih ber-risiko”. Kata-kata itu mau mengingatkan kita bahwa Kolaborasi Gerakan Pemuda Katolik yang diangkat menjadi tema Muskomda, bukan sekadar slogan semata, tetapi menuntut sebuah perubahan paradigma berpikir untuk menerjemahkan visi besar organisasi ke dalam tindakan-tindakan konkret organisatoris, di tengah pusaran zaman yang begitu cepat.
Perubahan paradigma berpikir ini harus dimulai dari diri sendiri, dan berkembang dalam tubuh organisasi, untuk berani bertransformasi dalam kerangka “Reborn and Grow Further”. Untuk mencapai visi besar itu pula, Pembangunan Dan Penguatan Etalase Politik Katolik Dan Etalase Politik Konsolidasi harus menjadi goal setting bagi setiap kader Pemuda Katolik pada setiap tingkatan, Konsolidasi Organisasi Berbasis Potensi dan Sumber Daya Kader juga harus dibenah, serta Struktur Resmi Organisasi pada setiap tingkatan akan didorong dengan metode kerja yang lebih terukur, sehingga kelak, Pemuda Katolik dikenal luas sebagai motor penggerak perubahan, sekaligus memastikan bahwa proses perubahan sesuai dengan tuntutan jaman dalam konteks pembaruan dan pembangunan Gereja dan Tanah air.
- Sebagai organisasi Kepemudaan yang membawa nama Katolik, dan berjanji untuk selalu mengutamakan persatuan, kekeluargaan, dan toleransi; maka Pemuda Katolik Komda Kepri memiliki tanggungjawab moral dan berperan serta mendedikasikan diri sebagai Agen Moderasi Agama, sebagai wujud konkrit ikhtiar kolektif komponen anak bangsa, untuk mempertahankan, memelihara, dan menguatkan sendi-sendi kehidupan berbangsa yang merupakan kekayaan dan jati diri bangsa Indonesia di tahun toleransi ini.
- Melalui Grand Design Gerakan Nasional Pemuda Katolik, kita memperoleh gambaran bahwa upaya untuk membangun Konsolidasi Organisasi Berbasis Potensi dan Sumber Daya Kader, dimulai dengan proses clustering potensi dan sumber daya kader. Seluruh kader dari level termuda dan terbasis hingga alumni akan dikelompokan berdasarkan potensi minat serta kesiapan kompetensi. Upaya Clustering kader ini, pada gilirannya akan mempermudah mesin organisasi melakukan pemetaan kader dalam rangka distribusi dan konsolidasi jejaring, sebagai bagian integral dari pembanguan dan penguatan etalase politik Katolik dan etalase politik konsolidasi.
- Sebagai organisasi kader, Pemuda Katolik juga memperhatikan proses regenerasi kepemimpinan di semua tingkatan. Regenerasi kepemimpinan yang berjalan teratur dan terencana, diharapkan dapat melahirkan Kader Pemuda Katolik yang potensial dan menjadi pemimpin bangsa masa depan. Tanpa regenerasi kepemimpinan yang baik, akan dapat menyebabkan kondisi kemunduran dan tumpulnya kreatifitas berorganisasi itu sendiri.
Muskomda ke-IV kali ini, semoga melahirkan kader-kader potensial yang siap membangun Kolaborasi Gerakan Pemuda Katolik Sebagai Agen Moderasi Beragama Dan Akselerasi Memperkuat Ekonomi Kader, sebagaimana yang digelorakan dalam tema besar Muskomda Kepri.
Oleh: Atanasius Dula, S.A.P
Pengurus Pusat Pemuda Katolik – Bidang Riset & Kebijakan Publik
Referensi:
Grand Design Gerakan Nasional Pemuda Katolik 2021 – 2024
https://www.kemenag.go.id/read/pencanangan-tahun-toleransi-2022
https://www.kominfo.go.id/content/detail/20944/kembangkan-ekosistem-digital-untuk mitigasi-risiko-disrupsi/0/berita
https://www.bps.go.id/publication/2021/12/07/ee355feea591c3b6841d361b/keadaan-angkatan-kerja-di-indonesia-agustus-2021.html
Jurnal toleransi antar umat beragama di Indonesia Untuk mempertahankan kerukunan, Elriza Vinkasari dkk, Universitas Duta Bangsa Surakarta, Seminar Nasional & Call For Paper HUBISINTEK 2020